PENGERTIAN
PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup.
Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia
menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu
dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup
artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan.
Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan
pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian
pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika
atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan
melalui proses waktu yang lama dan terus menerus,
sebingga basil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.Hasil
pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas
dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai
pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut
pandangan hidup.
Berdasarkan asalnya pandangan hidup dibagi menjadi 3, yaitu
1) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan
hidup yang mutlak kebenarannya
2) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan
norma yang terdapat pada negara tersebut.
3) Pandangan hidup hasil renungan yaitu
pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Suatu
pandangan hidup yang diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu
organisasi disebut ideologi. Jika organisasi itu
organisasi politik, maka disebut ideologi politik. Jika
organisasi itu negara, maka disebut ideologi negara. Pandangan hidup pada
dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha,
keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian
kesatuan yang tidak terpisahkan.
Pandangan
hidup berbeda dengan ideologi. Menurut William j. Goode dalam
bukunya vocabulary for sociologi (1959) ideologi mengandung
dua hal, yaitu:
1) Unsur-unsur filsafat yang digunakan, atau usulan-usulan yang digunakan
sebagai dasar untuk kegiatan.
2) Pembenaran intelektual untuk seperangkat norma-norma.
CITA-CITA
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia,
yang disebut cita-cita adalah keinginan,
harapan, tujuan yang selalu ada dalam
pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun
tujuan merupakan apa yang mau diperoleh
seseorang pada masa mendatang. Dengan
demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan,
merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada
umumnya cita-cita merupakan semacam garis
linier yang makin lama makin tinggi, dengan
perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan,
harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi
tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin
terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi
sehinga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak
mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita
ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak
mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya
kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru
dalam taraf angan-angan.
KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan adalah suatu
perbuatan, sikap dan sifat yang mencerminkan norma-norma dan etika serta suatu
moral yang bernilai positif sehingga membuahkan perasaan senang dan tenang.
Orang yang melakukan banyak kebajikan akan disenangi oleh banyak orang
disekelilingnya meski beberapa orang mungkin menganggap dan merasa iri serta
dengki kepada orang tersebut tetapi kebaikan akan menimbulkan banyak manfaat
seperti banyak mempunyai teman, mudah bergaul dengan orang-orang yang baru
dikenal, disukai oleh banyak orang dan lain sebagainya.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu
baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung
berbuat baik.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus
melihat dari tiga segi, yaitu:
a) Manusia adalah seorang pribadi
yang utuh yang terdiri atas jiwa dan raga. Apabila kedua unsur itu
terpisah maka manusia tidak dapat hidup. Manusia diciptakan dengan akal,
hati dan perasaan yang mempunyai bermacam-macam pemikiran dan perasaan yang berbeda
antar manusia. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai
pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri,
cita-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena itu,
karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal
kebajikan.
b) Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup
bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai
sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling
membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
c) Manusia sebagai mahluk Tuhan,
Tuhan menciptakan manusia tujuannya untuk beribadah kepada-Nya sehingga manusia
yang melakukan kebajikan dan selalu beribadah dapat dikatakan sebagai manusia
yang baik.
USAHA / PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita.
Setiap manusia hams kerja keras untuk kelanjutan
hidupnya, Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan.
Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah
kodrat manusia.
Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup
sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus kerja
keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar
dan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan
tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak
bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada dengan
jasmaninya. Sebaliknya pam buruh,
petani lebih banyak menggunakan jasamani
daripada otaknya.
Para tukang dan pam ahli lebih banyak menggunakan
kedua-duanya otak dan jasmani daripada salah
satunya. Para politisi lebih banyak kerja otak daripada
jasmani.
Sebaliknya para prajurit lebih ban yak kerja jasmani
daripada otak.
Kerja keras pada dasamya menghargai dan meningkatkan harkat dan
martabat manusia.
Sebaliknya pemalas membuat manusia itu
miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan
martabatnya sendiri. Karma itu tidak boleh bermalas-malas,
bersantai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat
ada waktunya dan manusia mengatur waktunya itu.
KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
a) Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan
tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan.
Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi.
Tuhan menciptakan alarn semesta lengkap dengan hukum-hukumnya. secara mutlak
dikuasai Tuhan. Manusia sebagai mahluk tidak mampu menguasai alarn ini, karena
manusia itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha/berencana tetapi Tuhan yang
menentukan .
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga
tidak ada Tuhan. Lalu mana yang benar ? Yang benar adalah keyakinan. Jika kita
yakin Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin,
dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah
mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan
ajaran-ajaranTuhan yaitu agarna.
Ajaran agarna itu ada dua macarn yaitu :
1. Ajaran agarna dogmatis, yang disarnpaikanoleh Tuhan melalui
nabi-nabi. Ajaran agarna yang dogmatis bersifat mutlak (absolut),terdapat dalam
kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah.
2. Ajaran agarna dari pemuka-pemukaagarna,yaitu sebagaihasil
pemikiranmanusia, sifatnya relatif(terbatas).Ajaranagarnadari
pemuka-pemukaagarnatermasukkebudayaan,terdapat dalarn buku-buku agarna yang
ditulis oleh pemuka-pemuka agarna. Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan
perkembanganjarnan.
Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan
pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bennula dan
Tuhan.Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh
ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya Manusia yakin
bahwa kebajikan itu diridhoi oleh Tuhan. pandangan
hidup yang dilandasi keyakinan bahwa
Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang
menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup
religius (keagamaan).
Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui
adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi,
maka keyakinan itu bermula dan kekuatan
natur. Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan
natur. Manusia yakin bahwa kebajikan adalah
kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi
oleh kekuatan natur sifatnya atheisme. Ini
disebut pandangan hidup komunis.
b) Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan akal.
Dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar menu rut
akal itulah yang baik, walaupun
bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia
yakin bahwa dengan kekuatan pikir (akal) kebajikan itu dapat
dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi. Teknologi adalah
a1at bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun
mungkin teknologi memberi akibat yang
bertentangan dengan hati nurani.
Akal berasal dan bahasa Arab, artinya kalbu,
yang berpusat di hati, sehingga timbul istilah “hati
nurani”, artinya daya rasa Di Barat hati nurani ini menipis,
justru yang menonjol adalah akal yaitu logika berpikir,
Karena itu aliran ini banyak dianut di kalangan
Barat di Timur orang mengutamakan hati nurani,yang
baik menurut akal belurn tentu baik menurut hati
nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup,
maka keyakinan manusia ito bennula dan akal. Jadi, pandangan
hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.
Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia
yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh
dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut
llberalisme.Kebebasan akal menimbulkan
kebebasan bertingkah laku dan berbuat,
walaupun tingkah laku dan perbuatan itu
bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akallebih
ditekankan pada setiap individu. karena itu individu yang berakal
(berilmu dan berteknologi tinggi) dapat menguasai individu
yang berpikir rendah (bodoh).
c) Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. kekuatan gaib
aninya kelruatan yang berasal dan Tuhan, percaya
adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan aka! adalah
dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya
sesuato. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik
sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati
nurani). Jadi, apa yang benac menurut logika berpikir
juga dapat diterima oleh hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan
timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat
didasarlcan pada logika berpildr, sedangkan hati nurani
dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui
adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak
ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir
kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya
mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika
berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara
individual maupun secara kolektif pandangan hidup ini disebut sosialime –
religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika
berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia
Tuhan.
Apabila kita kaji maka antara dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan
pokok. Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika berpikir
kolektif, sedangkan pandangan hidup sosialisme religius menenkankan pada
logika berpikir kolektif individual.Pandangan hidup sosialisme
mengutamakan logika berpikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme
religius mengutamakan kedua-duanya logika berpikir dan hati nurani. Pandangan
hidup sosialisme tidak begitu menghiraukan kekuasaan Tuhan, sebaliknya
sosialisme religius kekuasaan Tuhan begitu menentukan.
LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAlK
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya.
Bagaimana kita memeperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang
bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana
mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukaan sebagai penimbul
kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya rnernpunyai
langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan rnernpunyai
langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan
hidup sebagai sarana mcncapai tujuan dan cita-cita
dengan baik. Adapun
langkah-langkah itu sebagai berikut :
1.Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi rnanusia yaitu rnerupakan tahap
pertarna dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini rnengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa sctiap manusia itu
pasti rnernpunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan
hidup itu ada sejak rnanusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia
itu bel urn turun ke dunia. Adam dan hawalah dalam hal ini yang merupakan manusia
pertama, dan berarti pula mereka rnernpunyai pandangan hidup yang
digunakan sebagai pedoman dan yang rnernberi petunjuk kepada mereka.
Sedangkan kita sebagai mahluk yang bernegara dan atau beragama pasti
mempunyai pandangan hidup juga dalam beragama, khususnya Islam, kita
rnernpunyai pandangan hidup yaitu AI-Qur’an, Hadist dan ijmak Ulama, yang
rnerupakan satu kesatuan dan lidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lainnya.
2.Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti
disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.
Bila dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam
berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa
Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara.
Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama
Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak
itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di
dunia maupun di akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana
Al Qur’an, hadist, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian
mempunyai suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup
dalam Agama Islam.
Mengerti terhadap pandangan hidup di sini memegang
peranan penting. Karena dengan mengerti, ada kecenderungan
mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup
itu.
3. Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup
adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan
menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran
yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan
hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung
didalanmya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan
mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati
ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan
pandangan hidup, bertanya kepada orang yang
dianggap lebih tabu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu
atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati
pandangan hid up kita akan memperoleh mengenai kebenaran
tentang pandangan hidup itu sendiri.
Yang perIu diingat dalam langkah
mengerti dan menghayati pandangan hidup
itu, yaitu harus ada. Sikap penerimaan terhadap
pandangan hidup itu sendiri. Dalam sikap penerimaan pandangan
hidup ini ada dua altematif yaitu
penerimaan secara ikhlas dan penerimaaan
secara tidak ikhlas.
Dengan kata lain langkah mengenai mengerti dan menghayati ini ada sikap
penerimaan dan hal lain merupakan langkah yang menentukan terhadap
langkah selanjutnya. Bila dalarn mengerti dan menghayati ini ada
penerimaan secara ikhlas,maka langkah selanjutnya akan memperkuat keyakinannya.
Akan tetapi bila sebaliknya langkah selanjutnya
tidak berguna.
4.Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara
kemanusiaan, maupun ditinjau dan segi
kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di
akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan
hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal
untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai
suatu tujuan hidupnya.
Dengan meyakini berarti secara langsung
ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup
itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka
ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah
laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang
diyakininya. Dalam meyakini ini penting juga adanya iman yang teguh.
Sebab dengan iman yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari
luar dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti.
Contoh bahwa keyakinan itu penting dalam tingkah laku. Kita sebagai umat
yang beragama Islam yakin bahwa Allah itu mempunyai sifat yang malla dari
segala yang diantaranya adalah maha mengetahui. Sifat maha mengetahui ini
membuat orang yang meyakininya selalu berbuat baik, Dalam hal ini adalah
keyakinan yang sebenar-benamya. Akan tetapi dalam kasus tertentu ada pula orang
yang walaupun meyakini, tetapi karena imannya tipis maka terpaksa melanggar
ketentuannya.
5.Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini
sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh
orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan
perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan
manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah
meninggal yaitu di alam akherat.
Dampak berpandangan hidup Islam yang antara lain yaitu mengabdi
kepada orang tua (kedua orang tua). Dalam mengabdi kepada orang tua bila
didasari oelh pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai
dengan ketaatan dalam mengikuti segala perintahnya.
Setidak-tidaknya kita menyadari bahwa kita sudah selayaknya mengabdi
kepada orang tua. Karena kita dahulu yaitu dari bayi sampai dapat berdiri
sendiri tokh diasuhnya dan juga kita dididik kepada hal yang baik.
Oleh karena itu seharusnya mengabdi kepada orang tua kita dengan
perwujudannya yang berupa perbuatan yang menyenangkan hatinya, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Artinya apapun yang menjadi hambatan dan
tantangan kita untuk tidak mengabdi kepadanya harus selalu ditumbangkan.
Jadi jika kita sudah mengenal, mengerti, menghayati, dan meyakini
pandangan hidup ini, maka selayaknya disertai dengan pengabdian. Dan
pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian, baik dalam waktu tentram
Iebih-lebih bila menghadapi hambatan, tantangan dan sebagainya.
6.Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri
pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu dan atau
mayalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk
mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan
bahwa dalam berpandangan hidup itu dia telah mengikuti
langkah-langkah sebelumnya dan langkah-langkah yang ditempuhnya itu telah
dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang
mengganggunya rnaka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu
berwujud tindakan atau lainnya.
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir.Tidak mungkin atau
sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada
proses mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah
terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam
menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.
Misalnya seorang yang beragama Islam dan berpegang teguh kepada
pandangan hidupnyaa,lalu suatu ketika dia dicela baik secara
langsung ataupun secara tidak langsung, maka
jelas dia tidak menerima celaan itu. Bahkan
bila ada orang yang ingin merusak atau bahkan
ingin memusnahkan agama Islam baik
terang-terangan ataupun secara diam-diam,
sudah tentu dan sudah selayaknya kita
mengadakan tindakan terhadap segala sesuatu yang
menjadi pengganggu.
Sumber:
http://dofadroid.blogspot.com/2012/05/ibd-manusia-dan-pandangan-hidup.html
http://taniosutrisno.wordpress.com/2013/01/28/manusia-dan-pandangan-hidup/
http://mamz.weebly.com/manusia-dan-pandangan-hidup.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar